Jumat, 13 Juli 2012

10 Sebab Dicintai Allah


1. Membaca Al-Qur’an dengan khusyuk dan menghayati makna yang dikandungnya. Dekat dengan Al-Qur’an merupakan salah satu amal yang bisa mendekatkan seseorang pada mahabbatullah. Karenanya, kita bisa menyaksikan Kalam-Nya dalam bentuk tulisan, bisa mendengarkannya dalam bentuk bacaan, serta pengaruhnya terhadap hati dan jiwa bisa berulang-ulang dengan kalimat dan maknanya.

2. Mendekatkan diri pada Allah dengan melaksanakan shalat-shalat sunah sesudah menjalankan shalat fardu. Orang yang mendekatkan diri kepada Allah dengan perkara-perkara sunah mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang akan membuatnya mendapat kedudukan lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang-orang yang hanya melakukan perkara-perkara fardu.

3. Membiasakan diri untuk berzikir setiap saat, baik dengan lisan, hati, atau perbuatan. Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Aku akan senantiasa bersama seorang hamba yang selalu mengingat-Ku dan menggerakkan kedua bibirnya untuk mengucapkan nama-Ku’”
(Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah, dan disahihkan oleh Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud (1753) (1/374))

4. Mendahulukan cinta pada Allah daripada cinta terhadap hawa nafsu. Berusaha menggapai Cinta-Nya meski jalan yang ditempuh amat sulit, yaitu dengan cara melawan hawa nafsu, menentang keinginan manusia yang menyesatkan, dan memerangi syetan sehingga jauh dari segala bentuk kesyirikan.

5. Senantiasa merasakan kehadiran Allah dengan menghayati asma dan sifat-sifat Allah. Ibnul Qayyim berkata, “ Seseorang tidak bisa dikatakan makrifat kecuali jika ia benar-benar sudah mengenal Allah dan mengenal cara untuk mencintai-Nya, termasuk rintangan dan penghalangnya. Selain itu, untuk bisa dikatakan sebagai orang yang makrifat, ia juga harus mengetahui keadaan Allah. Jadi, orang yang makrifat (arif) adalah orang yang sudah mengenal Allah, termasuk asma-asma-Nya, sifat-sifat-Nya, maupun kehendak-Nya. Kemudian perilakunya juga sesuai dengan nilai-nilai ajaran Allah, ikhlas dalam niat tujuan, menjauhi akhlak yang tercela, membersihkan diri dari sifar-sifat kotor, dan sabar akan ketetapan Allah baik itu berupa kenikmatan maupun cobaan. Selain itu, ia juga harus selalu berdoa agar dikaruniai pemahaman tentang Islam dan ayat-ayat-Nya, hanya berdakwah sebagaimana yang diajarkan para Rasul dan tidak mencampuradukkan semuanya dengan pendapat-pendapat orang, standar mereka, dan akal mereka.” (Madarij as-Shalihin, Jilid 3, hal 337-338)

6. Merasakan kebaikan dan kenikmatan yang dikaruniakan Allah, baik yang tampak maupun yang tidak. Sesungguhnya, hal itu bisa menimbulkan perasaan cinta teradap-Nya.

7. Menyerahkan hati sepenuhnya pada Allah. Artinya merendahkan diri, khusyuk, patuh, fakir, dan menjaga etika di hadapan Allah.

8. Bermunajat dan menyendiri di tengah malam dengan beribadah. Orang yang beribadah di malam hari, termasuk membaca Al-Qur’an, mengerjakan shalat tahajud, berzikir, membaca Asma Allah dengan khusyuk, dan merasakan kenikmatan dan kebaikan Allah yang diberikan kepada seluruh makhluk-Nya, adalah golongan orang-orang yang mencintai Allah. Bahkan, bisa dikatakan bahwa kualitas pribadinya lebih utama.

9. Bergaul dengan orang-orang yang benar-benar mencintai Allah, memetik pelajaran berharga dari mereka, dan tidak berbicara kecuali jika merasa yakin bahwa apa yang diucapkan itu membawa maslahat dan bermanfaat baginya dan orang-orang disekitarnya.

10. Menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menghalangi hati untuk mengingat Allah, yaitu mengindari segala perkara Syubhat, tidak menuruti hawa nafsu, dan meredam segala bentuk amarah dan kemarahan.

(Disimpulkan dari buku "10 Sebab Dicintai Allah, karangan Abdulaziz Mustafa")


Tidak ada komentar:

Posting Komentar