Al Imam
Al Hafidz dan Al Allamah Zainuddin Abdurrahman bin Ahmad bin
Abdurrahman bin Al HAsan bin Muhammad bin Abu Al Barkat Mas'ud As Salami Al
Baghdadi D Dimasyqi Al Hambali -rahimahullah- , yang lebih terkenal dengan nama
Ibnu Rajab Al Hambali . Rajab adalah gelar kakeknya yang bernama Abdurrahmna.
Semua sumber yang membahas biografi Ibnu Rajab sepakat bahwa beliau
-rahimahullah- dilahirkan di Bahgdad pada tahun 736 H , delapan puluh tahun
setelah jatuhnya ibukota Ilmu ketika itu, Baghdad ke tangan bangsa Mongol.
Ibnu Rajab bernasabkan kepada keluarga mulia dalam ilmu, keutamaan dan
kebaikan. Kakaenya Abdurrahman bin Al Hasan memiliki majelis ilmu di Baghdad
dimana hadits dibacakan kepdanya didalam rumah tersebut. Ibnu Rajab menghadiri
majelis ilmu tersebut tidak hanya sekali ketika berumur tiga tahun, atau empat
atau lima tahun [Ibnu rajab berkata di dalam kitabnya Dzailuth Thabaqat 2/213-214,"
Dibacakan kepada kakekku, Abu Ahmad Rajab bin Al Hasan tidak hanya sekali di
Baghdad. Ketika itu aku hadir da;am majelis sekita umur tiga atau empat atau
lima tahun]. Sedangkan Ayah Ibnu rajab adalah Syaikh dan Pakar hadits
Syihabuddin Ahmad bin Abdurrahman bin Al Hasan yang lahir di Baghdad th 706 H.
Ibnu Rajab besar di kota Baghdad, mendengar hadits dari Syaikh-Syaikh Baghdad,
dan membaca riwayat-riwayat. Kemudian Beliau pindah ke Damaskus pada tahun 744
H dan mendengar hadits disana, kemudian Hijaz dan Al Quds. Beliau duduk untuk
belajar hadits di Damaskus dan mendapat manfaatnya. Ibnu Rajab memiliki semacam
kamus khusus tentang Syaikh/ guru-gurunya yang dinukil darinya oleh Imam Ibnu
Hajar di kitab Ad Durarul Kaminah.
Tahapan dalam Mencari Ilmu
Ayah Ibnu Rajab -rahimahullah- ingin sekali anaknya yakni Ibnu Rajab
mendengar hadits dari para Syaikh terpercaya yang memiliki popularitas ilmiyah
dalam periwayatan hadits di berbagai negeri Islam dan mengambil ijiazah dari
mereka (ijazah adalah izin seorang syaikh kepada muridnya untuk meriwayatkan
darinya hadits-hadits yang ia riwayatkan atau buku-bukunya, jadi ijazah
mengandung penjelasan dari syaikh tersebut tentang izinnya kepada seorang murid
untuk meriwayatkan hadits darinya -red). Agar dengan ijazah tersebut menjadi
motivasi baginya dalam melanjutkan belajar dan bersabar diatasnya. Ibnu Rajab
belajar hadits kepada ayahnya di Baghdad. Beliau juga mendengar hadits di
Dsamaskus, Mesir dan lainnya negeri Islam. Sejumlah ulama yang pernah menjadi
gurunya dan memberikan ijazah kepada beliau diantaranya adalah :
Syaikh-syaikh Ibnu Rajab dalam Ijazah
Zainab
binti Ahmad bin Abdurraahim bin Al Maqdisyah yang wafat pada tahun 740 H
( Dzailuth Thabaqat 1/53,82,155)
Shafiyuddin
ABul Fadhail Abdul Mukmin bin Abdul Haq bin Abdulloh Al Baghdadi yang wafat
pada tahun 739 H. Shafiyyuddin memberikan ijazah kepada Ibnu Rajab untuk
meriwayatkan darinya lebih dari sekali ( Dzailuth Thabaqat 2/430)
Abdurrahim
bin Abdulloh Az Zuraiti (w 741 H). Ia guru di Al Mujahidiyah di Baghdad,Ibnu
Rajab menghadiri pelajaran Abdurrahim ketika masih anak-anak (Dzailuth Thabaqot 2/436 )
Abu Ar
Rabi' Ali bin Abdushshomad bin Ahmad Al Baghdadi Al Hambali (w 742 H)
Al
Hafidz Al Qosim bin Muhammad Al Barzali -rahimahullah- (w 739 H)
Muhammad
bin Ahmad bin Hassan At Tali Ad Dimasyqi -rahimahullah- (w 741 H), Syaikh
Muhammad memberikan ijazah langsung dengan tulisannya sendiri kepada Ibnu
Rajab.
Orang tua Ibnu Rajab kemudian membawanya ke Damskus pada tahun 744 H untuk
melanjutkan studi di sana dan dikota selain Damaskus, dan belajar hadits dan
lain-lain kepada para Syaikh terkemuka. Ketika itu Damskus adalah Slah satu
markas Ilmu yang menjadi tujuan para pencari ilmu dari seluruh pelosok negeri
untuk menuntut ilmu Syar'i., karena disana banyak sekali dibangun
sekolah-sekolah oleh para Amir kaum Muslimin yang dikenal cinta Ilmu,
menghormati ulama, menciptakan kondisi kondusif untuk belajar disana. Ibnu
rajab diantaranya mendengar hadits dari :
Hakim
Abul Abbas Ahmad bin Al Hassan bin Abdulloh -rahimahullah- (w 771 H)
Shihabuddin
Abul Abbas Ahmad bin Abdurrahman Al Hariri Al Maqdisi Ash Shalihi
-rahimahullah- (w 758 H)
Imaddudin
Abul Abbas Ahmad bin Abdul Hadi bin Yusuf bin Muhammad bin Qudamah Al Maqdisi
-rahimahullah- (w 754 H)
Taqiyuddin
Abu Muhammad bin Muhammad bin Ibrohim bin Nashr bin Fahd -rahimahullah- (w 761
H)
Imam
Izzudin Abu Ya'la Hamzah bin Musa Ahmad bin Barhan -rahimahullah- dikenal
sebagai Ibnu Syaikh As Salamiyah (w 769 H)
Alauddin
Ali bin Zainuddin Al Manja (w 750 H), beliau membacakan kepada Ibnu Rajab
sejumlah hadits yang diriwayatkan Muslim di shahihnya dari Imam Ahmad
Umar
bin Hasan bin Farid bin Umailah Al Maraghi Al Halabi Ad Dimasqi Al Mizzi
-rahimahullah- (w 778 H)
Syamsuddin
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Salim Ad Dimasqi Al Anshari Al Ubadi
-rahimahullah- yang dikenal sebagai Ibnu Al Khabbaz. Ayah Ibnu Rajab juga
membacakan seluruh kandungan buku Al Musnad Imam Ahmad di hadapan Ibnu Al
Khabbaz seperti yang dikatakan di kitab Al Minhaj Al Ahmadi 2/157. Di
kitab Qowaidut Tahdits karya Al Qosimi hal 262 dikatakan bahwa Al Hafidz
Abu Al Fadhl Al Iraqi membacakan Shahih Muslim kepada Muhammad bin Ismail Al
Khabbaz di Damaskus di enam pertemuan beruntun. Pada pertemuan terakhir , Al
Hafidz Abu Al Fahdl membacakan seperti isi kitab Shahih Muslim kepada Muhammad
bin Islamil Al Khabaz dengan dihadiri Al Hafidz Zainuddin bin Rajab yang ketika
itu memperbaiki naskahnya..
Syamsuddin
Yusuf bin Abdurrahman bin Najm Al hambali -rahimahullah- (w 751 H)
Pakar
Fiqh dan Faraidh, Jamaluddin Yusuf bin Abdulloh bin Al Afif Muahmmad An Nablusi
(w 754). Ibnu Rajab membacakan Sunan Ibnu Majah kepada beliau. Syamsuddin Abu
Abdulloh Muahmmad bin Abu Bakr bin Ayyub Az Zar'I -rahimahullah- yang dikenal
dengan Ibnu Qoyyim Al Jauziyah (w 751 H), Ibnu Rajab selalu menghadiri majelis
Ilmu Ibnul Qoyyim sebelum wafatnya lebih dari setahun dan mendengar darinya
Syair An Nuniyah, kitab karangannya dan lainnya.
Syihabuddin
AHmad bin Muhammad bin Umar Ash Shalihi Asy Syairazi Ad Dimasqi (w 771 H).
Ibnu An
Nabasy, slah satu sahabat Sharifuddin Abduk Mukmin bin Abdul Haq. Ibnu Rajab
membacakan hapalan tentang mukhtashor Al Kharaqi kepada Ibnu An nabasy,
mendengar banyak sekali kitab karangan beliau yang dibacakan kepada Ibnu
rajab, dan menemaninya hingga wafat. Abdurrahman bin Abu Bakr bin Ayyud bin
Sa'ad bin hariz bin Makki Abu Al Faraj Zainuddin Az Za'I Ad Dimasqi (w 769 H),
Beliau adalah Suadara dari Ibnu Qoyyim Al Jauziyah. Ibnu Rajab berkata tentang
gurunya," Aku mendengarkan kitab At Tawakul karya Ibnu Abid Dunya kepada
Abdurrahman bin Abu Bakr."
Setelah
itu, Ibnu Rajab pergi ke Mesir sebelum tahun 754 H, disana beliau belajar
hadits kepada :
Nashiruddin
Muhammad bin Ismail bin Abdul Aziz bin Isa Bin Abu Bakr Al Ayyubi
-rahimahullah- (w 756 H), Ibnu rajab banyak sekali menimba ilmu darinya.
Shadruddin
Abu Al Fath Muhammad bin Muhammad bin Ibrahim Al Maidumi (w 754 H)
Fathuddin
Abu Al Haram Muhammad bin Muhammad Al Qalansi Al Hambali (w765 H)
Izzuddin
Abdul Aziz bin Muhammad bin Ibrahim bin Sa'dulloh bin Jama'ah , hakim/Qodhi di
mesir (w 767 H). Ibnu Rajab bertemu beliau di Mesir dan Makkah, Ibnu rajab
berkata di kitabnya Dzailuth
Thabaqot 1/85 ," Syaikh kami, Abu Umar Abdul Aziz adalah
hakim mesir dan ayahnya juga hakim di Mesir. Beliau melarang manusia
memanggilnya dengan nama hakim agung atau menuliskan namanya seperti itu, dan
memerintahkan mereka menggantinya dengannama Hakim kaum muslimin."
Ibnu
Rajab juga bersahabat dengan Al Hafidz Zainuddin Abu Al Fahdl Abdurrahim bin Al
Husain Al Iraqi (w 806 H) dan mendengar banyak hal bersamanya.
Ibnu
Rajab kembali berada di bagdad pada tahun 748 H dan belajar kepada :
Jamaluddin
Abul Abbas Ahmad bin Ali Bin Muhammad bin Al Babashiri Al Bagdadi (w 750 H).
Ibnu Rajab menghadiri pengajian jamaluddin lebih dari sekali dan mendengar
pembacaan hadits olehnya. (Dzailuth
Thabaqat 2/446]
Shafiyuddin
Abu Abdulloh Al Husain bin Badran Al bashri Al Baghdadi (w 749 H). Ibnu rajab
membacakan hadits kepada Shafiyuddin, menghadiri majlis ilmunya, dan mendengar
pembacaannya terhadap shahih Al Bukhori kepada Syaikh Jamaluddin Musafir bin
Ibrahim Al Khalidi (Dzailuth Thabaqat
2/444) Abu Al Abbas Ahmad bin Muhammad bin Sulaiman Al Hambali Al
baghdadi (Dzailuth Thabaqat 1/301).
Tajuddin
Abdulloh bin Abdul Mukmin bin Al Wajih Al Wasithi (w 740 H). Sirajuddin Abu
Hafsh Umar bin Ali bin Amr Al Qazuwini, seorang pakar hadits Iraq (w 750 H),
Ibnu Rajab berkata dalam Dzailuth
Thabaqat 2/444,"Sirajuddin Abu Hafsh Umar bin Ali Al Baghdadi Al
Bazzar pergi ke Baghdad pada akhir usianya dan menetap beberapa lama disana,
setelah itu ia menunaikan Haji tahun 749 H. Pada tahun itu juga aku menunaikan
haji bersama ayahku, lalu kau membacakan tsulatsiyat Al Bukhori kepada Al
Hullah Al Yazidiyah". Ibnu Rajab sering bepergian ke Al Quds, Nablus,
Mesir, Hijaz dan lainnya guna mencari hadits, ketika itu Damaskus adalah
domisilinya. Ia pergi dari Damascus dan pulang kepadanya. Petualangannya mencari
hadits berlangsung hingga tahun 763 H. Di Al Quds, Ibnu Rajab mendengar hadits
dari Al hafidz Shalahuddin Abu Sa'id Khalil bin Kaikalidi Al Alai (w 761 H).
Ibnu Rajab berkata dalam Dzailuth
Thabaqat 2/365 bahwa ia mendengarnya di baitul Maqdis
berkata," Semoga Allah merahmati syaikhku Al Qodhi Taqiyuddin bin sulaiman
yang aku dengar berkata,'Aku hanya sholat sendirian tidak berjamaah sebanyak
dua kali dan sepertinya aku tidak pernah mengerjakannya'.
Di
Makkah, Ibnu Rajab mendengar hadits dari Fakhruddin Utsman bin Yusuf bin Abu
Bakr An Nuwairi Al Maliki (w 756 H) (ibnu
Qodhi Syuhbah hal 488) DI Biografi Syamsuddin Muhammad bin Syaikh Ahmad
As Saqa di Dzailuth Thabaqat 2/446 disebutkan
bahwa Ibnu Rajab menunaikan haji pada tahun 763 H dan di Makkah bertemu
sejumlah ulama yang mulia.
Di
Madinah, Ibnu rajab mendengar hadits dari Al hafidz dan sejarawan Madinah,
Afufuddin Abu Muhammad Abdulloh bin Muhammad bin Muhammad Al Khazraji Al Ubadi
Al Mathari (w 765 H) ( Dzailuth
Thabaqat 2/370)
Dengan
meninggalnya ayah Ibnu Rajab di tahun 774 H, Ibnu rajab berhenti dari mendengar
hadits dari para Syaikh. kemudian sibuk dengan ilmu, membaca, menulis,
mengarang, mengajar dan berfatwa hingga wafat. Ibnu Rajab mengajar di Madarasah
Al Hanabilah. Beliau menjadi terkenal di madrasah Al Kubra setelah wafatnya Al
Qodhi Syamsuddin bin At Taqi tahun 788 H. Beliau mengajar di Madrasah
tersebut hingga tahun 791 H. Madrasah tersebut diwakafkan Syafarul Islam Abdul
Wahhab bin Abdul Wahid bin Muhammad Al Anshari Asy Syairazi Ad Dimasyqi Al
Hanbali yang merupakan faqih, orator dan syaikh sahabat-sahabat Imam Ahmad di
Syam setelah wafatnya ayah Syafaratul Islam Abdul Wahhab dan pemimpin mereka
tahun 536 H. Abdul Wahid ayah Syarafatul Islam adalah orang yang menyebarkan
madzab Hanbali kepada penduduk Al Qodisiyah dan penduduk Damaskus. Sebelum itu,
Madzab Hanbali tidak dikenal di daerah-daerah Al Quds dan Syam.
Semasa
Hidup ayahnya, Ibnu Rajab menyelenggarakan halaqoh ( kajian) hari selalsa di
Masjid Jami' Bani Umaiyyah. Halaqoh tersebut diperuntukkan bagi tokoh-tokoh
madzab Imaam Ahmad setelah wafatnya Ibnu Qadhi Al Jabal pada tahun 771 H.
Imam
Ibnu Rajab adalah orator ulung. Pidatonya menarik perhatian para pendengar,
menggugah perasaan mereka, dan memahamkan agama Allah kepada mereka sesuia
dengan ilmu bermanfaat yang diberikan Allah kepadanya, metode menarik, hati
yang khusyu' dan niat yang benar.Berbagai kalngan berkumpul padanya dan hati
manusia mencintainya.
Ibnu
rajab menetap di Daar Al Hadits As Sukriyah di Al Qoshain ( sekang bernama Al
Khaidhariyah) di pintu Al Jabiyah disebelah selatan Daar Al Qur'an Al
Khaidhariyah yang masih ada sampai sekarang.Beliau menetap didalamnya hingga
wafat.
Wah. Lengkap banget bos. Terima kasih
BalasHapus