Minggu, 15 Juli 2012

Syaikh Abdurrahman bin Ahmad Ibnu Rajab


Al Imam Al Hafidz dan Al Allamah  Zainuddin  Abdurrahman bin Ahmad bin Abdurrahman bin Al HAsan bin Muhammad bin Abu Al Barkat Mas'ud As Salami Al Baghdadi D Dimasyqi Al Hambali -rahimahullah- , yang lebih terkenal dengan nama Ibnu Rajab Al Hambali . Rajab adalah gelar kakeknya yang bernama Abdurrahmna. Semua sumber yang  membahas biografi Ibnu Rajab sepakat bahwa beliau -rahimahullah- dilahirkan di Bahgdad pada tahun 736 H , delapan puluh tahun setelah jatuhnya ibukota Ilmu ketika itu, Baghdad ke tangan bangsa Mongol.

      Ibnu Rajab bernasabkan kepada keluarga mulia dalam ilmu, keutamaan dan kebaikan. Kakaenya Abdurrahman bin Al Hasan memiliki majelis ilmu di Baghdad dimana hadits dibacakan kepdanya didalam rumah tersebut. Ibnu Rajab menghadiri majelis ilmu tersebut tidak hanya sekali ketika berumur tiga tahun, atau empat atau lima tahun [Ibnu rajab berkata di dalam kitabnya Dzailuth Thabaqat 2/213-214," Dibacakan kepada kakekku, Abu Ahmad Rajab bin Al Hasan tidak hanya sekali di Baghdad. Ketika itu aku hadir da;am majelis sekita umur tiga atau empat atau lima tahun]. Sedangkan Ayah Ibnu rajab adalah Syaikh dan Pakar hadits Syihabuddin Ahmad bin Abdurrahman bin Al Hasan yang lahir di Baghdad th 706 H. Ibnu Rajab besar di kota Baghdad, mendengar hadits dari Syaikh-Syaikh Baghdad, dan membaca riwayat-riwayat. Kemudian Beliau pindah ke Damaskus pada tahun 744 H dan mendengar hadits disana, kemudian Hijaz dan Al Quds. Beliau duduk untuk belajar hadits di Damaskus dan mendapat manfaatnya. Ibnu Rajab memiliki semacam kamus khusus tentang Syaikh/ guru-gurunya yang dinukil darinya oleh Imam Ibnu Hajar di kitab Ad Durarul Kaminah.

Tahapan dalam Mencari Ilmu
      Ayah Ibnu Rajab -rahimahullah- ingin sekali anaknya  yakni Ibnu Rajab mendengar hadits dari para Syaikh terpercaya yang memiliki popularitas ilmiyah dalam periwayatan hadits di berbagai negeri Islam dan mengambil ijiazah dari mereka (ijazah adalah izin seorang syaikh kepada muridnya untuk meriwayatkan darinya hadits-hadits yang ia riwayatkan atau buku-bukunya, jadi ijazah mengandung penjelasan dari syaikh tersebut tentang izinnya kepada seorang murid untuk meriwayatkan hadits darinya -red). Agar dengan ijazah tersebut menjadi motivasi baginya dalam melanjutkan belajar dan bersabar diatasnya. Ibnu Rajab belajar hadits kepada ayahnya di Baghdad. Beliau juga mendengar hadits di Dsamaskus, Mesir dan lainnya negeri Islam. Sejumlah ulama yang pernah menjadi gurunya dan memberikan ijazah kepada beliau diantaranya adalah :

Syaikh-syaikh Ibnu Rajab dalam Ijazah
Zainab binti Ahmad bin Abdurraahim bin Al Maqdisyah yang wafat pada tahun 740 H ( Dzailuth Thabaqat 1/53,82,155)
Shafiyuddin ABul Fadhail Abdul Mukmin bin Abdul Haq bin Abdulloh Al Baghdadi yang wafat pada tahun 739 H. Shafiyyuddin memberikan ijazah kepada Ibnu Rajab untuk meriwayatkan darinya lebih dari sekali ( Dzailuth Thabaqat 2/430)
Abdurrahim bin Abdulloh Az Zuraiti (w 741 H). Ia guru di Al Mujahidiyah di Baghdad,Ibnu Rajab menghadiri pelajaran Abdurrahim ketika masih anak-anak (Dzailuth Thabaqot 2/436 )
Abu Ar Rabi' Ali bin Abdushshomad bin Ahmad Al Baghdadi Al Hambali (w 742 H)
Al Hafidz Al Qosim bin Muhammad Al Barzali -rahimahullah- (w 739 H)
Muhammad bin Ahmad bin Hassan At Tali Ad Dimasyqi  -rahimahullah- (w 741 H), Syaikh Muhammad memberikan ijazah langsung dengan tulisannya sendiri kepada Ibnu Rajab.

      Orang tua Ibnu Rajab kemudian membawanya ke Damskus pada tahun 744 H untuk melanjutkan studi di sana dan dikota selain Damaskus, dan belajar hadits dan lain-lain kepada para Syaikh terkemuka. Ketika itu Damskus adalah Slah satu markas Ilmu yang menjadi tujuan para pencari ilmu dari seluruh pelosok negeri untuk menuntut ilmu Syar'i., karena disana banyak sekali dibangun sekolah-sekolah oleh para Amir kaum Muslimin yang dikenal cinta Ilmu, menghormati ulama, menciptakan kondisi kondusif untuk belajar disana. Ibnu rajab diantaranya mendengar hadits dari :
Hakim Abul Abbas Ahmad bin Al Hassan bin Abdulloh -rahimahullah-  (w 771 H)
Shihabuddin Abul Abbas Ahmad bin Abdurrahman Al Hariri Al Maqdisi Ash Shalihi -rahimahullah- (w 758 H)
Imaddudin Abul Abbas Ahmad bin Abdul Hadi bin Yusuf bin Muhammad bin Qudamah Al Maqdisi -rahimahullah- (w 754 H)
Taqiyuddin Abu Muhammad bin Muhammad bin Ibrohim bin Nashr bin Fahd -rahimahullah- (w 761 H)
Imam Izzudin Abu Ya'la Hamzah bin Musa Ahmad bin Barhan -rahimahullah- dikenal sebagai Ibnu Syaikh As Salamiyah (w 769 H)
Alauddin Ali bin Zainuddin Al Manja (w 750 H), beliau membacakan kepada Ibnu Rajab sejumlah hadits yang diriwayatkan Muslim di shahihnya dari Imam Ahmad
Umar bin Hasan bin Farid bin Umailah Al Maraghi Al Halabi Ad Dimasqi Al Mizzi -rahimahullah- (w 778 H)
Syamsuddin Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Salim  Ad Dimasqi Al Anshari Al Ubadi -rahimahullah- yang dikenal sebagai  Ibnu Al Khabbaz. Ayah Ibnu Rajab juga membacakan seluruh kandungan buku Al Musnad Imam Ahmad di hadapan Ibnu Al Khabbaz seperti yang dikatakan di kitab Al Minhaj Al Ahmadi 2/157.  Di kitab Qowaidut Tahdits karya Al Qosimi hal 262  dikatakan bahwa Al Hafidz Abu Al Fadhl Al Iraqi membacakan Shahih Muslim kepada Muhammad bin Ismail Al Khabbaz di Damaskus di enam pertemuan beruntun. Pada pertemuan terakhir , Al Hafidz Abu Al Fahdl membacakan seperti isi kitab Shahih Muslim kepada Muhammad bin Islamil Al Khabaz dengan dihadiri Al Hafidz Zainuddin bin Rajab yang ketika itu memperbaiki naskahnya..

Syamsuddin Yusuf bin Abdurrahman bin Najm Al hambali -rahimahullah- (w 751 H)
Pakar Fiqh dan Faraidh, Jamaluddin Yusuf bin Abdulloh bin Al Afif Muahmmad An Nablusi (w 754). Ibnu Rajab membacakan Sunan Ibnu Majah kepada beliau. Syamsuddin Abu Abdulloh Muahmmad bin Abu Bakr bin Ayyub Az Zar'I -rahimahullah- yang dikenal dengan Ibnu Qoyyim Al Jauziyah (w 751 H), Ibnu Rajab selalu menghadiri majelis Ilmu Ibnul Qoyyim sebelum wafatnya lebih dari setahun dan mendengar darinya Syair An Nuniyah, kitab karangannya dan lainnya.
Syihabuddin AHmad bin Muhammad bin Umar Ash Shalihi Asy Syairazi Ad Dimasqi (w 771 H).
Ibnu An Nabasy, slah satu sahabat Sharifuddin Abduk Mukmin bin Abdul Haq. Ibnu Rajab membacakan hapalan tentang mukhtashor Al Kharaqi kepada Ibnu An nabasy, mendengar banyak sekali kitab karangan beliau  yang dibacakan kepada Ibnu rajab, dan menemaninya hingga wafat. Abdurrahman bin Abu Bakr bin Ayyud bin Sa'ad bin hariz bin Makki Abu Al Faraj Zainuddin Az Za'I Ad Dimasqi (w 769 H), Beliau adalah Suadara dari Ibnu Qoyyim Al Jauziyah. Ibnu Rajab berkata tentang gurunya," Aku mendengarkan kitab At Tawakul karya Ibnu Abid Dunya kepada Abdurrahman bin Abu Bakr."
Setelah itu, Ibnu Rajab pergi ke Mesir sebelum tahun 754 H, disana beliau belajar hadits kepada :
Nashiruddin Muhammad bin Ismail bin Abdul Aziz bin Isa Bin Abu Bakr Al Ayyubi -rahimahullah- (w 756 H), Ibnu rajab banyak sekali menimba ilmu darinya.

Shadruddin Abu Al Fath Muhammad bin Muhammad bin Ibrahim Al Maidumi (w 754 H)
Fathuddin Abu Al Haram Muhammad bin Muhammad Al Qalansi Al Hambali (w765 H)
Izzuddin Abdul Aziz bin Muhammad bin Ibrahim bin Sa'dulloh bin Jama'ah , hakim/Qodhi di mesir (w 767 H). Ibnu Rajab bertemu beliau di Mesir dan Makkah, Ibnu rajab berkata di kitabnya Dzailuth Thabaqot 1/85 ," Syaikh kami, Abu Umar Abdul Aziz  adalah hakim mesir dan ayahnya juga hakim di Mesir. Beliau melarang manusia memanggilnya dengan nama hakim agung atau menuliskan namanya seperti itu, dan memerintahkan mereka menggantinya dengannama Hakim kaum muslimin."
Ibnu Rajab juga bersahabat dengan Al Hafidz Zainuddin Abu Al Fahdl Abdurrahim bin Al Husain Al Iraqi (w 806 H) dan mendengar banyak hal bersamanya.

Ibnu Rajab kembali berada di bagdad pada tahun 748 H dan belajar kepada :
Jamaluddin Abul Abbas Ahmad bin Ali Bin Muhammad bin Al Babashiri Al Bagdadi (w 750 H). Ibnu Rajab menghadiri pengajian jamaluddin lebih dari sekali dan mendengar pembacaan hadits olehnya. (Dzailuth Thabaqat 2/446]
Shafiyuddin Abu Abdulloh Al Husain bin Badran Al bashri Al Baghdadi (w 749 H). Ibnu rajab membacakan hadits kepada Shafiyuddin, menghadiri majlis ilmunya, dan mendengar pembacaannya terhadap shahih Al Bukhori kepada Syaikh Jamaluddin Musafir bin Ibrahim Al Khalidi (Dzailuth Thabaqat 2/444) Abu Al Abbas Ahmad bin Muhammad bin Sulaiman Al Hambali Al baghdadi (Dzailuth Thabaqat 1/301).
Tajuddin Abdulloh bin Abdul Mukmin bin Al Wajih Al Wasithi (w 740 H). Sirajuddin Abu Hafsh Umar bin Ali bin Amr Al Qazuwini, seorang pakar hadits Iraq (w 750 H), Ibnu Rajab berkata dalam Dzailuth Thabaqat 2/444,"Sirajuddin Abu Hafsh Umar bin Ali Al Baghdadi Al Bazzar pergi ke Baghdad pada akhir usianya dan menetap beberapa lama disana, setelah itu ia menunaikan Haji tahun 749 H. Pada tahun itu juga aku menunaikan haji bersama ayahku, lalu kau membacakan tsulatsiyat Al Bukhori kepada Al Hullah Al Yazidiyah". Ibnu Rajab sering bepergian ke Al Quds, Nablus, Mesir, Hijaz dan lainnya guna mencari hadits, ketika itu Damaskus adalah domisilinya. Ia pergi dari Damascus dan pulang kepadanya. Petualangannya mencari hadits berlangsung hingga tahun 763 H. Di Al Quds, Ibnu Rajab mendengar hadits dari Al hafidz Shalahuddin Abu Sa'id Khalil bin Kaikalidi Al Alai (w 761 H). Ibnu Rajab berkata dalam Dzailuth Thabaqat 2/365 bahwa ia mendengarnya di baitul Maqdis berkata," Semoga Allah merahmati syaikhku Al Qodhi Taqiyuddin bin sulaiman yang aku dengar berkata,'Aku hanya sholat sendirian tidak berjamaah sebanyak dua kali dan sepertinya aku tidak pernah mengerjakannya'.

Di Makkah, Ibnu Rajab mendengar hadits dari Fakhruddin Utsman bin Yusuf bin Abu Bakr An Nuwairi Al Maliki (w 756 H) (ibnu Qodhi Syuhbah hal 488) DI Biografi Syamsuddin Muhammad bin Syaikh Ahmad As Saqa di Dzailuth Thabaqat 2/446 disebutkan bahwa Ibnu Rajab menunaikan haji pada tahun 763 H dan di Makkah bertemu sejumlah ulama yang mulia.
Di Madinah, Ibnu rajab mendengar hadits dari Al hafidz dan sejarawan Madinah, Afufuddin Abu Muhammad Abdulloh bin Muhammad bin Muhammad Al Khazraji Al Ubadi Al Mathari (w 765 H) ( Dzailuth Thabaqat 2/370)
Dengan meninggalnya ayah Ibnu Rajab di tahun 774 H, Ibnu rajab berhenti dari mendengar hadits dari para Syaikh. kemudian sibuk dengan ilmu, membaca, menulis, mengarang, mengajar dan berfatwa hingga wafat. Ibnu Rajab mengajar di Madarasah Al Hanabilah. Beliau menjadi terkenal di madrasah Al Kubra setelah wafatnya Al Qodhi Syamsuddin bin At Taqi tahun  788 H. Beliau mengajar di Madrasah tersebut hingga tahun 791 H. Madrasah tersebut diwakafkan Syafarul Islam Abdul Wahhab bin Abdul Wahid bin Muhammad Al Anshari Asy Syairazi Ad Dimasyqi Al Hanbali yang merupakan faqih, orator dan syaikh sahabat-sahabat Imam Ahmad di Syam setelah wafatnya ayah Syafaratul Islam Abdul Wahhab dan pemimpin mereka tahun 536 H. Abdul Wahid ayah Syarafatul Islam adalah orang yang menyebarkan madzab Hanbali kepada penduduk Al Qodisiyah dan penduduk Damaskus. Sebelum itu, Madzab Hanbali tidak dikenal di daerah-daerah Al Quds dan Syam.

Semasa  Hidup ayahnya, Ibnu Rajab menyelenggarakan halaqoh ( kajian) hari selalsa di Masjid Jami' Bani Umaiyyah. Halaqoh tersebut diperuntukkan bagi tokoh-tokoh madzab Imaam Ahmad setelah wafatnya Ibnu Qadhi Al Jabal pada tahun 771 H.
Imam Ibnu Rajab adalah orator ulung. Pidatonya menarik perhatian para pendengar, menggugah perasaan mereka, dan memahamkan agama Allah kepada mereka sesuia dengan ilmu bermanfaat yang diberikan Allah kepadanya, metode menarik, hati yang khusyu' dan niat yang benar.Berbagai kalngan berkumpul padanya dan hati manusia mencintainya.
Ibnu rajab menetap di Daar Al Hadits As Sukriyah di Al Qoshain ( sekang bernama Al Khaidhariyah) di pintu Al Jabiyah disebelah selatan Daar Al Qur'an Al Khaidhariyah yang masih ada sampai sekarang.Beliau menetap didalamnya hingga wafat.



1 komentar: